Harapan dan Nazar
Setiap
hadapku kepada Tuhanku, aku selalu merapal namamu, dan di luar hadapku pada-Nya
aku selalu bergumam tuk bertanya “apa Tuhan tidak bosan jika selalu mendengar
namamu dengan harapan yang sama ?”
Harapan
yang sama dengan diiringi dengan nazar-nazar selalu aku kirimkan pada Tuhanku
yang tak lain hanyalah untuk bisa bersamamu. Hanyalah pinta agar Tuhan berbaik
hati membukakan pintu hatimu untukku.
Sejujurnya
aku tak ingin lelah meski di lekang oleh kekecewaan-kekecewaan atas ketidak
pedulianmu. Meski terkadang setan
menghadang harapan-harapanku dan mengasumsikan kepada telinga dan otakku
untuk berhenti berharap, namun ada makhluk yang lebih indah bernamakan malaikat
bergumam kencang sambil menggenggam erat hatiku untuk tetap kuat, bertahan, dan
berharap.
Jika
pada akhirnya harapan-harapan serta nazarku hanya akan di kecewakan itu
bukanlah suatu masalah besar, karena aku merasa sudah terbiasa dengan di
kekecewaan atas rupa dan bentuk seorang perempuan yang biasa saja nan mustahil
terkabulkan harapannya untuk di genggam erat, di jaga, dan di lindungi hatinya.
By : Litha Raeska Rafius
Komentar
Posting Komentar